Laman

Jumat, 09 April 2010

Sindroma Asperger

Sudah nonton film My name is Khan? yang pemeran utamanya Shakhrukh Khan? Yup, di film ini shakhrukh khan berperan sebagai penderita sindroma asperger.

Apa sih sindroma asperger?

Sindroma asperger adalah salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Sindrom Asperger banyak disebut sebagai varian dari autisme yang lebih ringan dibandingkan kasus autisme klasik. Namun penderita sindrom ini memiliki struktural otak yang secara keseluruhan lebih baik dibandingkan penderita autisme. Dapat dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri, tidak seperti autisme lainnya). Sindrom Asperger juga bukanlah sebuah penyakit mental dan kebanyakan anak SA cerdas, mempunyai daya ingat yang kuat dan tidak mempunyai kesulitan dalam pelajaran disekolah.

Jadi gak heran kalo shakhrukh khan di film ini terlihat sangat cerdas.

Istilah sindrom Asperger sendiri pertama sekali diperkenalkan oleh Hans Asperger (1944), pengertian yang sempit menyerupai pengertian gangguan autisme dari Kanner’s (1943) telah menimbulkan kontroversial pada saat itu. Namun demikian melalui penelitian yang panjang, konsep gangguan Asperger barulah dapat diterima dan diakui dalam DSM IV pada tahun 1994.



Seorang penderita sindrom Asperger memiliki kesulitan untuk memahami bentuk-bentuk komunikasi non-verbal serta kata-kata yang memiliki banyak arti dan mereka hanya memahami apa arti kata tersebut, seperti yang ia pahami di dalam kamus. Mereka mempunyai sifat yang kaku, misalnya bila mereka telah mempelajari sesuatu aturan, maka mereka akan menerapkannya secara kaku, dan akan merasa sangat marah bila orang lain melanggar peraturan tersebut. Dalam film ini, shakhrukh khan yang dididik ibunya bahwa yang membedakan seseorang itu bukan agamanya, tapi baik dan buruknya ia. Seseorang disebut baik bila ia melakukan hal-hal baik, sebaliknya ia disebut jahat bila ia melakukan hal-hal yang buruk.

Penyebab dari sindrom ini belum diketahui secara pasti, namun dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa sindroma asperger terkait genetik. Karena anak dengan sindroma asperger biasanya mempunyai ayah dengan gangguan pada interaksi sosial. Beberapa penelitian menitikberatkan adanya beberapa gangguan di otak. Saat ini para ahli sedang meneliti fungsi yang berbeda pada area-area tertentu di otak terutama pada fase fetal. Diperkirakan kemunculan AS disebabkan oleh adanya gangguan struktur otak yang mempengaruhi kerja susunan syaraf terhadap cara kontrol otak dan perilaku.
Sindroma ini biasanya terdiagnosis setelah mereka berusia 3 tahun. Dan sering dikesohkan dengan gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Lorna Wing (1981) adalah salah satu peneliti yang mempopularkan istilah sindrom Asperger, ia membuat kriteria klinis tersendiri gangguan Asperger; sehingga memudahkan kita untuk mendiagnosis gangguan ini, yaitu
- Kurang empati
- Naif, interaksi satu arah, sedikit kemampuanteman sebaya yang sesuai menurut tingkat perkembangan.
- Gangguan untuk secara spontan membagi kesenangan, perhatian atau prestasi dengan orang lain (seperti kurang memperlihatkan, membawa atau menunjukkan
obyek yang menjadi perhatian orang lain).
- Tidak adanya timbal balik sosial dan emosional.

2. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik, seperti yang ditunjukkan oleh sekurang -kurangnya satu dari berikut :
- Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik, dan terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.
- Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap untuk berteman dan dijauhi oleh orang lain
- Berbicara kekanakan dan mononton
- Miskin komunikasi nonverbal
- Keterbatasan dalam memahami topik seperti cuaca, peta, berita
- Inkoordinasi dalam bergerak, janggal, dan memiliki postur tubuh tidak lazim

Dan menurut DSM IV tahun 1994, ada beberapa kriteria:

1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan berikut (sekurangnya dua gejala):
- Ditandai gangguan dalam penggunaan perilaku nonverbal seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik untuk mengatur
interaksi sosial.
- Gagal mengembangkan hubungan dengan rutinitas atau ritual yang spesifik dan nonfungsional.
- Manerisme motorik stereotipik dan berulang (menjentik dan mengepak-ngepak tangan atau jari, atau gerakan kompleks seluruh tubuh).
- Preokupasi persisten dengan bagian-bagian obyek.

3. Gangguan ini menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

4. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam bahasa (misalnya, menggunakan kata tunggal pada usia 2 tahun, frasa komunikatif digunakan pada usia 3 tahun).

5. Tidak terdapat keterlambatan bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif atau dalam perkembangan ketrampilan menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia (selain dalam interaksi sosial), dan
keingintahuan tentang lingkungan pada masa kanak-kanak.

6. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan pervasif spesifik atau skizofrenia.

Sayangnya, sindroma ini belum ada pengobatan medikal khusus. Dokter hanya akan memberikan obat bila disertai dengan beberapa gejala lain berupa gangguan kecemasan, atau depresi misalnya. Pemberian obat-obatan seperti jenis serotonin; risperidone, olanzapine, quetiapine diperuntukkan untuk meredam perilaku agresivitas atau self injuries. Jenis SSRI lainnya seperti fluoxetin diberikan bila disertai dengan gangguan kecemasan dan clomipramine diberikan untuk meredamkan perilaku obsesif.

Pengobatan hanya difokuskan difokuskan pada tiap gangguan yang muncul, seperti komunikasi maka terapinya adalah melatih kemampuan komunikasinya. Anak diberikan cognitive behavioral therapy (CBT) yang bertujuan untuk membantu anak dalam memanage emosinya secara lebih baik sehingga anak dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya, terapi ini juga berguna untuk mengendalikan perilaku mengulang dan rutinitas. Terapi ini dapat dilakukan secara individual ataupun dengan kelompok. Terapi komunikasi dan bahasa meliputi; perilaku nonverbal, mengenal dan membaca perilaku nonverbal pada orang lain, kesiagaan diri, perspective taking skill, dan interpretasi komunikasi.

Udah punya gambaran kan tentang sindroma asperger?! Semoga bermanfaat^^


sumber: www.pikirdong.org/psikologi/psi58aspe.php

Tidak ada komentar:

Posting Komentar