Laman

Rabu, 21 April 2010

Timpanoplasti Tipe 1/Miringoplasti

BAB I

Pendahuluan



Gendang telinga/membran timpani/tympanic membrane/eardrum adalah suatu membran/selaput yang terletak antara telinga luar dan telinga tengah. Fungsi membran ini sangat vital dalam proses mendengar. Bila terjadi kerusakan pada membran ini dapat dipastikan bahwa fungsi pendengaran seseorang terganggu. Robeknya membran ini merupakan salah satu kerusakan yang sering dialami baik pada anak-anak maupun dewasa.

Penyebab robeknya membran ini antara lain disebabkan oleh infeksi telinga tengah (otitis), trauma baik secara langsung maupun tidak langsung misalnya tertusuk alat pembersih kuping, suara ledakan yang berada di dekat telinga kita, menyelam dengan kedalaman yang dianggap tidak aman, trauma kepala akibat kecelakaan kendaraan bermotor dan sebagainya. Umumnya tanda dan gejala robeknya gendang telinga antara lain nyeri telinga yang hebat disertai keluar darah dari telinga (yang disebabkan trauma) sedangkan yang disebabkan infeksi umumnya terdapat demam yang tak turun-turun, nyeri telinga (otalgia), gelisah dan tiba-tiba keluar cairan/nanah dengan atau tanpa darah.

Umumnya dokter THT akan menangani keadaan akut ini dahulu dengan meredakan gejala dan sumber penyebabnya sambil dievaluasi kondisi membran/gendang telinganya. Bila gejala dan sumber penyebabnya telah tertangani dan dalam penilaian selama 1 bulan gendang telinga ini tidak menutup spontan, biasanya akan disarankan penutupan gendang telinga ini melalui prosedur pembedahan/operasi (tentu setelah dievaluasi manfaat penutupan membran ini diharapkan dapat mengembalikan fungsi pendengaran, mencegah bahaya infeksi berulang pada telinga tengah).

Timpanoplasti adalah prosedur pembedahan yang dirancang untuk dapat menutup robeknya membran timpani. Ada lima tipe timpanoplasti menurut Wullstein dan yang paling sering dilakukan dan membutuhkan metode yang sangat teliti. Oleh karena itu, referat ini akan membahas tentang timapnoplasti tipe 1 atau miringoplasti.




BAB II

Pembahasan



II.1 Definisi

Timpanoplasti adalah prosedur pembedahan/rekonstruksi pada membran timpani disertai atau tidak disertai oleh penanduran membran timpani. Sedangkan miringoplasti atau timpanoplasti tipe 1 adalah prosedur pembedahan rekonstruksi yang terbatas memperbaiki perforasi membran timpani dengan rantai tulang pendengaran utuh, mobil, tidak terdapat jaringan patologik telinga tengah.1



II.2 Sejarah

Sejarah rekonstruksi perforasi membaran timpani yang ruptur sudah dilakukan sejak tahun 1640 oleh Banzer, pada saat itu digunakan tandur dari vesika urinaria bai. Selanjutnya pada tahun 1853 oleh Toynbee, di tempatkan suatu karet yang dilekatkan pada kawat di atas membran timpani, prosedur ini dilaporkan meningkatkan kemampuan mendengar. Yearsley (1863), menempatkan bola kapas di atas perforasi membran timpani, sedangkan Blake (1877) menempatkan potongan kertas. Selanjutnya di tahun 1876, Roosa merawat perforasi membran timpani dengan kauter kimia. Berthold (1878) menempatkan plester gabus untuk menyingkirkan epithelium dari membran timpani dengan full thick skin graft. Dan pada tahun 1950, Wullstein and Zollner memperkenalkan prosedur small thick skin graft, selanjutnya Wullstein mendeskripsikan lima tipe timpanoplasti yang dikenal hingga sekarang. Shea (1957) untuk pertama kalinya melakukan medial graft dengan vein graft, diikuti oleh Storrs tahun 1961 dengan memperkenalkan penggunaan fasia temporalis graft dan medial graft dan House, Glasscock dan Sheehy (1961 dan 1967) memperkenalkan teknik lateral garft.2



II.3 Embriologi dan Anatomi Membran Timpani

Pembentukan membran timpani di masa embrional dimulai di minggu keempat usia gestasi, dan berkembang dari tiga lapisan, yaitu ektoderm – 1st branchial groove, endoderm – 1st branchial pouch, mesoderm – 1st and 2nd branchial arches yang berasal dari kantong faring pertama. Endoderm membentuk kavitas timpani yang kemudian akan meliputi osikel telinga bagian dalam. Secara simultan, kantong faring pertama membentuk meatus akustikus eksterna. Dipisahkan oleh lapisan tipis mesoderm splanchnic, kavitas timpani dan meatus akustikus eksterna bergabung membentuk membran timpani.2,3



Gambar 1. Embriologi Membran Timpani







Gambar 2. Membran Timpani Dari Tiga Lapisan



Membran timpani dibentuk dari dinding lateral kavum timpani dan memisahkan liang telinga luar dari kavum timpani. Membrana ini panjang vertikal rata-rata 9-10 mm dan diameter antero-posterior kira -kira 8-9 mm, ketebalannya rata-rata 0,1 mm. Letak membrana timpani tidak tegak lurus terhadap liang telinga akan tetapi miring yang arahnya dari belakang luar kemuka dalam dan membuat sudut 450 dari dataran sagital dan horizontal. Membrana timpani merupakan kerucut, dimana bagian puncak dari kerucut menonjol kearah kavum timpani, puncak ini dinamakan umbo. Dari umbo kemuka bawah tampak refleks cahaya ( none of ligt).4



Gambar 3. Membran Timpani

Membran timpani mempunyai tiga lapisan yaitu :5

1. Stratum kutaneum ( lapisan epitel) berasal dari liang telinga.
2. Stratum mukosum (lapisan mukosa) berasal dari kavum timpani.
3. Stratum fibrosum ( lamina propria) yang letaknya antara stratum kutaneum dan mukosum.



Lamina propria yang terdiri dari dua lapisan anyaman penyabung elastis yaitu:

1. Bagian dalam sirkuler.
2. Bagian luar radier .



Secara Anatomis membrana timpani dibagi dalam 2 bagian :

1. Pars tensa, merupakan bagian terbesar dari membran timpani suatu permukaan yang tegang dan bergetar sekeliling menebal dan melekat pada anulus fibrosus pada sulkus timpanikus bagian tulang dari tulang temporal.

2. Pars flasida atau membran Shrapnell, letaknya dibagian atas muka dan lebih tipis dari pars tensa dan pars flasida dibatasi oleh 2 lipatan yaitu :

1. Plika maleolaris anterior ( lipatan muka).
2. Plika maleolaris posterior ( lipatan belakang).



Membran timpani terletak dalam saluran yang dibentuk oleh tulang dinamakan sulkus timpanikus. Akan tetapi bagian atas muka tidak terdapat sulkus ini dan bagian ini disebut insisura timpanika ( Rivini).

Permukaan luar dari membrana timpani disarafi oleh cabang n. Aurikulo temporalis dari nervus mandibula dan nervus vagus. Permukaan dalam disarafi oleh n. timpani cabang dari nervus glosofaringeal. Aliran darah membrana timpani berasal dari permukaan luar dan dalam. Pembuluh-pembuluh epidermal berasal dari aurikula yang dalam cabang dari arteri maksilaris interna. Permukaan mukosa telinga tengah didarahi oleh timpani anterior cabang dari arteri maksilaris interna dan oleh stylomastoid cabang dari arteri aurikula posterior.



Gambar 4. Aliran Darah Membran Timpani



II.4 Fisiologi Membran Timpani

Membran timpani terletak di telinga bagian tengah yang berfungsi mentransformasikan geloombang udara ke gelombang air. Membran timpani berperan pada fisiologi pendengaran dimana getaran suara yang ditangkap oleh daun telinga akan menggetarkan membran timpani selanjutnya getaran akan diteruskan ke tulang-tulang pendengaran. Ketika terjadi perforasi pada membran telinga maka akan terjadi penurunan rasio transformasi, yang normalnya adalah 22:1.2



II.5 Etiologi Perforasi Membran Timpani

Perforasi membran timpani dapat diakibatkan oleh berbagai sebab, yaitu:2,6

1. Infeksi, penyebab tersering, termasuk oleh bakteri, mikobakterium dan virus.
2. Trauma, dibagi menjadi

l Trauma penetrasi

l Trauma tumpul

l Fraktur tulang temporal

l Fraktur longitudinal lebih sering terjadi.

l Tamparan

l Termal

l Tukang las dan besi.

l Pemanasan

l Barotrauma

l Penelitian terhadap kadaver-14-33 lbs/in²

l Keller (1958) – pada suara dengan 195-199 dB

l Iatrogenik

l Retensi ventilasi tube

l Nicoles dkk –40% insiden perforasi dengan retensi tube lebih dari 36 bulan dan 19% pada kurang dari 36 bulan.



II.6 Evaluasi Preoperatif

Pasien yang akan di miringoplasti harus dilakukan pemeriksaan lengkap meliputi pemeriksaan saraf fasialis, keadaan telinga luar, Tullio’s Phenomenon, otomikroskopi terhadap kanal telinga, keadaan membran timpani termasuk lokasi dan ukuran perforasi, retraksi dan jaringan granulasi serta keadaan telinga tengah melalui lubang perforasi. Pasien juga akan dilakukan tes audiometri pada keadaan telinga kering untuk mengetahui refleks akustik dan keadaan udara dan tulang, selain itu timpanometri dapat dilakukan. Selain itu, keadaan umum pasien seperti riwayat penyakit yang pernah diderita (DM, hipertensi) 2,8



II.7 Indikasi dan Syarat

Indikasi dilakukannya miringoplasti adalah:7

1. Penderita dengan tuli konduksi karena perforasi membran timpani atau disfungsi ossikular.
2. Otitis media kronik atau rekuren sekunder terhadap kontaminasi.
3. Tuli konduksi progresif karena patologi telinga tengah.
4. Perforasi atau tuli persisten lebih dari 3 bulan karena trauma, infeksi atau pembedahan.
5. Ketidakmampuan untuk berenang dengan aman.





Sedangkan syarat dilakukannya miringoplasti adalah:

1. Perforasi terjadi di sentral dimana keadaan telinga sudah kering paling tidak 6 minggu.
2. Mukosa telinga tengah normal.
3. Osikular yang utuh.
4. Keadaan koklea baik.



II.8 Tujuan

Adapun tujuan dari miringoplasti tidak lain adalah untuk memperbaiki ketidakutuhan dari membran timpani sehingga fungsi pendengaran akan kembali normal, mengeradikasi penyakit telinga tengah dan membuat ruang udara pada telinga tengah.7



II.9 Teknik Miringoplasti

Sejak diperkenalkannya timpanoplasti tahun 1952 oleh Zollner dan Wullstein,

banyak material tandur dan metode penempatannya dilakukan untuk menutup perforasi membran timpani. Termasuk diantaranya timpanoplasti medial (underlay), timpanoplasti lateral (overlay), timpanoplasti sandwich film, timpanoplasti Crowncork, timpanoplasti swinging door, laser-assisted spot welding technique, fascia pegging, dan teknik mikroklip. Di antara semua teknik, yang paling popular untuk menutup perforasi membran timpani adalah teknik medial dan lateral.1



1. Overlay technique (lateral grafting)1,7

Teknik ini cukup sulit sehingga harus dilakukan oleh ahlinya. Pada overlay technique, materi graft dimasukan di bawah skuamosa (lapisan kulit) dari membran timpani. Kesulitannya pada memisahkan tiap lapisan dari membran timpani kemudian menempatkan graft di atas perforasi.

Teknik lateral bisa digunakan untuk semua jenis perforasi dan dapat meminimalisasi kemungkinan reduksi rongga telinga tengah. Teknik ini memiliki keberhasilan yang tinggi dan efektif untuk perforasi yang besar dan perforasi anterior. Kerugian teknik ini adalah dapat terjadi anterior blunting, lateralisasi tandur, membutuhkan manipulasi maleus, waktu penyembuhan yang lama, waktu operasi yang lama, dan operasi akan sulit dilakukan untuk perforasi yang kecil dan retraction pocket.

Cara Teknik Lateral; prosedur yang digunakan adalah anestesi lokal dengan pendekatan transkanal.



Gambar 5. Insisi Transkanal



Corong telinga ditempatkan pada meatus akustikus eksternus. Seluruh pinggiran perforasi membran timpani dilukai dan dibuang dengan menggunakan cunam pengungkit dan cunam pemegang. Sisa membran timpani di atas manubrium malei dibersihkan. Mukosa di bagian medial sekeliling sisa membran timpani dilukai secukupnya untuk tempat menempel fasia temporalis.



Gambar 6. Pengambilan Graft dari Fasia Temporalis

Dibuat jabir timpanomeatal di bagian posterior dengan cara insisi semisirkuler kulit kanalis akustikus eksternus sejajar anulus fibrosus dengan jarak 4-5 mm dari membran timpani. Dengan menggunakan pisau bulat, dibuat insisi pada kulit kanalis dimulai dari notch Rivinus sampai ke posisi jam 6.



Gambar 7. Prosedur Lateral Grafting



Kemudian kulit tersebut dilepaskan dari tulang kanalis akustikus eksternus dengan menggunakan disektor ke arah medial sampai melepaskan anulus serta sisa membran timpani.



Gambar 8. Pelepasan Kanal dan Kulit Membran Timpani



Jabir yang terbentuk dielevasikan ke arah anterior sampai kavum timpani. Kavum timpani diisi dengan potongan-potongan kecil spongostan yang telah dicelupkan ke dalam larutan kemisetin. Melalui terowongan yang terbentuk di bawah jabir timpanomeatal, tandur ditempatkan sedemikian rupa di bagian lateral dari anulus sehingga menutup seluruh perforasi membran timpani. Jabir kemudian dikembalikan ke tempat semula, sehingga sebagian tandur terletak di antara jabir dan tulang kanalis akustikus eksternus.



Gambar 9. Pembentukan Fasia Graft



Pada bagian lateral membran timpani baru tersebut kemudian diletakkan potongan-potongan spongostan yang telah dicelupkan ke dalam larutan kemisetin sehingga memenuhi setengah kanalis akustikus eksternus. Telinga kemudian dibalut.



Gambar 10. Penempatan Kembali Kanal dan Kulit Membran Timpani

2. Underlay technique (medial grafting)1,7

Teknik ini lebih simple dan biasa dilakukan. Graft ditempatkan di bawah tympanomeatal flap yang telah dielevasi makanya teknik ini dinamai sebagai underlay technique.

Keuntungan dari teknik ini adalah mudah dilakukan dengan hasil yang cukup memuaskan. Selain itu, menghindari risiko lateralisasi dan blunting pada sulkus anterior dan memiliki angka keberhasilan tinggi terutama pada perforasi membran timpani posterior. Kerugian teknik ini adalah tidak terdapatnya visualisasi yang adekuat pada daerah anterior telinga tengah terutama bila dilakukan dengan pendekatan transkanal, kemungkinan jatuhnya tandur anterior ke dalam kavum timpani dan reduksi ruang telinga tengah dengan konsekuensi meningkatnya risiko adhesi tandur pada promontorium terutama pada perforasi anterior dan subtotal. Penelitian lain melaporkan keberhasilan miringoplasti dengan teknik medial (underlay) sebesar 92% dari 96 kasus miringoplasti dengan pendekatan transkanal.

Cara Teknik medial; prosedur yang digunakan adalah anestesi lokal dengan pendekatan transkanal. Corong telinga ditempatkan pada meatus akustikus eksternus. Seluruh pinggiran perforasi membran timpani dilukai dan dibuang dengan menggunakan cunam pengungkit dan cunam pemegang. Sisa membran timpani di atas manubrium malei dibersihkan. Mukosa di bagian medial sekeliling sisa membran timpani dilukai secukupnya untuk tempat menempel fasia temporal.



Gambar 11. Debridemen Pinggiran Perforasi

Dibuat jabir timpanomeatal di bagian posterior dengan cara insisi semisirkuler kulit kanalis akustikus eksternus sejajar anulus fibrosus dengan jarak 4-5 mm dari membran timpani. Dengan menggunakan pisau bulat, dibuat insisi pada kulit kanalis dimulai dari notch Rivinus sampai ke posisi jam 6. Kemudian kulit tersebut dilepaskan dari tulang kanalis akustikus eksternus dengan menggunakan disektor ke arah medial sampai melepaskan anulus serta sisa membran timpani. Jabir yang terbentuk dielevasikan ke arah anterior sampai kavum timpani.



Gambar 12. Elevasi Timpanomeatal Flap



Kavum timpani diisi dengan potongan-potongan kecil spongostan yang telah dicelupkan ke dalam larutan kemisetin. Melalui terowongan yang terbentuk di bawah jabir timpanomeatal, tandur ditempatkan sedemikian rupa di bagian medial manubrium malei sehingga menutup seluruh perforasi membran timpani.

Gambar 13. Telinga Tengah dengan Gelfoam

Kemudian seluruh pinggiran tandur ditempatkan serta diselipkan di bagian medial sekeliling sisa membran timpani sejauh kira-kira 2 mm secara merata kecuali sebagian tandur yang terletak di bagian posterior diletakkan di atas tulang kanalis akustikus eksternus di bawah jabir timpanomeatal.



Gambar 14. Penempatan Fasia Graft



Jabir kemudian dikembalikan ke tempat semula, sehingga sebagian tandur terletak di antara jabir dan tulang kanalis akustikus eksternus. Pada bagian lateral membran timpani baru tersebut kemudian diletakkan potongan-potongan spongostan yang telah dicelupkan ke dalam larutan kemisetin sehingga memenuhi setengah kanalis akustikus eksternus. Telinga kemudian dibalut.



Gambar 15. Pengembalian Flap Timpanomeatal





3. Teknik Mediolateral

Salah satu kegagalan yang serius pada penggunaan teknik penanduran adalah lateralisasi membran timpani. Lateralisasi membran timpani adalah keadaan permukaan membran timpani yang dapat dilihat, terletak pada cincin tulang anulus dan kehilangan kontak dengan sistem mekanisme konduksi telinga tengah. Untuk menghindari kegagalan yang terjadi pada miringoplasti baik pada teknik medial maupun lateral maka dilakukan teknik lain yaitu teknik mediolateral, dengan cara menempatkan tandur di bagian medial pada setengah bagian posterior membran timpani dan perforasi termasuk prosesus longus maleus, dan lateral terhadap setengah perforasi di bagian anterior untuk menghindari terjadinya lateralisasi.

Pada perforasi anterior maupun subtotal, pendekatan transkanal terutama pada

kanalis akustikus eksterna bagian anterior yang menonjol, merupakan hambatan untuk menempatkan tandur di bagian anterior secara akurat sehingga ditemukan kegagalan miringoplasti baik pada teknik medial maupun lateral yang dilakukan pada pendekatan transkanal. Oleh karena itu dipertimbangkan apakah teknik mediolateral dengan pendekatan transkanal dapat mengurangi kegagalan miringoplasti pada kedua teknik terdahulu. Anestesi lokal digunakan dengan pertimbangan biaya yang lebih murah, dapat digunakan pada pasien yang lebih kooperatif, serta menghindari masuknya N2O pada rongga kavum timpani yang dapat mendorong tandur keluar bila dilakukan anestesi umum.

Cara Teknik Mediolateral: Prosedur yang digunakan adalah anestesi lokal dengan pendekatan transkanal. Fasia temporalis diambil, dipres, dan dikeringkan dibawah lampu operasi. Tepi perforasi disegarkan dengan cara melukai kembali tepi perforasi tersebut. Insisi kulit kanalis eksternus secara vertikal dibuat pada jam 12 dan jam 6. Insisi pada jam 6 bisa dilebarkan sampai ke kanan atas anulus. Insisi pada jam 12 diperluas ke arah inferior sampai beberapa millimeter di atas anulus untuk mempertahankan suplai pembuluh darah kulit kanalis eksternus anterior yang digunakan sebagai dasar tandur bagian superior. Timpanomeatal flap bagian posterior dielevasikan, dan tulang-tulang pendengaran dievaluasi (Gambar 2A).

Apabila tidak terdapat fiksasi pada tulang-tulang pendengaran, pembedahan dilakukan dengan membuat insisi horizontal menggunakan pisau setengah lingkaran pada kulit kanalis eksternus anterior. Jarak insisi kanalis anterior-horizontal dari anulus anterior harus sama dengan diameter perforasi.

Setelah insisi, kulit kanalis eksternus bagian anterior dielevasikan ke lateral dan medial. Kanaloplasti dilakukan dengan membuang tulang anterior yang berada diatasnya menggunakan bor tulang bermata diamond sehingga anulus posterior dapat terlihat jelas. Jabir kulit kanalis anteromedial dielevasikan ke atas sampai mencapai anulus atau tepi membran timpani. Pada bagian anulus ini, hanya lapisan epitel squamosa membran timpani saja yang dielevasi dengan hati-hati kearah setengah bagian anterior tepi perforasi, sehingga bagian anulus anterior tetap intak (Gambar 2B). Ke dalam kavum timpani diletakkan potongan-potongan spongostan yang telah dibasahi tetes telinga antibiotik fluorokuinolon yang bersifat nontoksik.





Gambar 16. Mediolateral Teknik



Berbeda dengan teknik tandur medial, pada teknik ini packing telinga tengah yang terdiri dari potongan spongostan tersebut tidak harus padat. Tandur fasia temporalis kemudian ditempatkan di bagian medial perforasi untuk menutupi setengah bagian posterior perforasi tersebut. Pada perforasi bagian anterior, tandur diletakkan lateral terhadap pinggir perforasi yaitu di atas anulus anterior untuk menutupi setengah perforasi sisanya (Gambar 2C). Untuk menghindari anterior blunting, tandur ditempatkan hanya sampai dengan sulkus anterior di atas anulus tersebut. Sebagai lapisan penutup kedua, kulit kanalis anteromedial dirotasikan untuk menutupi perforasi dengan fasia sebagai dasar jabir superior (Gambar 2D).

Kulit kanalis anterolateral dikembalikan ke tempatnya, dan dilanjutkan dengan menempatkan potongan-potongan spongostan yang telah dibasahi antibiotik pada kanalis akustikus eksterna yang berfungsi sebagai packing. Pada meatus akustikus eksternus diletakkan tampon kassa yang telah diberi salep antibiotik.1



II.10 Perawatan Postoperatif

Umumnya, pasien dapat kembali ke rumah dalam 2-3 jam pasca miringoplasti. Antibiotik dapat diberikan dengan analgetik . setelah 10 hari, perban dibuka, telinga dievaluasi untuk melihat apakah graft berhasil tumbuh. Hindari telinga dari air. Jika terdapat alergi atau pilek, dapat diberikan antibiotic dan dekongestan. Pasien sudah dapat kembali bekerja setelah 5-6 hari, dan dilakukan pemeriksaan di bawah mikroskop untuk melihat keberhasilan miringoplasti.

Perawatan pasca operasi dilakukan demi kenyamanan pasien. Infeksi dapat dicegah dengan topikal antibiotik pada kanal telinga. Untuk proses penyembuhan yang sempurna, graft harus bebas dari infeksi. Aktifitas yang dapat mengubah tekanan timpani harus dihindari, seperti bersin, menggunakan pipet untuk minum, atau terjadi pembengkakan pada hidung. Pendengaran akan kembali normal setelah 4-6 minggu setelah operasi. Setelah 2-3 bulan pasca operasi dilakukan audiogram untuk evaluasi kemajuan terapi.8,9





II.11 Prognosis

Keberhasilan timpanoplasti mencapai 90% dalam memperbaiki fungsi membran timpani. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan timpanoplasti adalah:8

1. Telinga yang kering (keadaan telinga),
2. Letak perforasi membran timpani,
3. Perforasi lebih dari 50%,
4. Masih adanya malleus, dan
5. Tipe graft.



II.12 Komplikasi

Setiap tindakan tidak lepas dari resiko yang akan terjadi. Pada tindakan miringoplasti, komplikasi yang bisa terjadi adalah:2

* Infeksi
o Akibat tindakan operasi yang aseptiknya kurang baik.
o Kontaminasi alat-alat.
o Kegagalan graft berhubungan dengan infeksi pasca operasi.
* Kegagalan graft
o Infeksi
o Inadequate packing (anterior mesotympanum)
o Kesalahan teknik.
* Kondroitis
* Trauma nervus korda timpani
* Tuli sensorineural dan vertigo
o Manipulasi berlebihan terhadap osikel.
* Peningkatan tuli konduksi
o Blunting
+ Meluasnya graft ke dinding kanal pada lateral grafting.
o Lateralisasi membran timpani dari malleus.
* Stenosis kanal auditori eksternal
o Lateral grafting











BAB III

Kesimpulan



1. Membran timpani adalah penghubung antara telinga luar dan telinga tengah yang berfungsi dalam mentransmisikan getaran suara ke telinga tengah dan tulang-tulang pendengaran.
2. Perforasi membran telinga akan mempengaruhi fungsi pendengaran penderita, berbagai penyebab terjadinya perforasi membran telinga yaitu, infeksi dan trauma (penetrasi, tumpul, barotraumas dan iatragenik)
3. Penanganan perforasi dapat dilakukan dengan tindakan miringoplasti atau timpanoplasti tipe 1 dengan syarat perforasi terjadi di sentral dimana keadaan telinga sudah kering paling tidak 6 minggu, mukosa telinga tengah normal, osikular yang utuh dan keadaan koklea baik.
4. Ada beberapa teknik miringoplasti dan yang paling sering dilakukan adalah teknik lateral, medial dan mediolateral. Terdapat beberapa kelebihan dan kerugian dari teknik-teknik tersebut.
5. Hasil dari miringoplasti cukup memuaskan tergantung dari telinga yang kering (keadaan telinga), letak perforasi membran timpani, perforasi lebih dari 50%, masih adanya malleus, dan tipe graft.
6. Komplikasi dari tindakan miringoplasti adalah Infeksi, kegagalan graft, kondroitis, trauma nervus korda timpani, tuli sensorineural dan vertigo, peningkatan tuli konduksi, stenosis kanal auditori eksternal.

















Daftar Pustaka



1. Boesoirie Shinta, Lasminingrum Lina, dkk. Perbandingan Keberhasilan Miringoplasti Mediolateral Dengan Medial Dan Lateral Pada PErforasi Anterior Dan Subtotal Dengan Pendekatan Transkanal. http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/04/perbandingan_keberhasilan_miringoplasti_mediolateral_dengan_medial_dan_lateral.pdf. Diakses pada 13 April 2010.



2. Muller Christoper, Gadre Arun. Tympanoplasty. http://www.utmb.edu/otoref/grnds/T-plasty-030115/T-plastyslides-030115.pps. Diakses pada 13 April 2010.



3. Anonim. Eardrum. http://en.wikipedia.org/wiki/Eardrum. Diakses pada 14 April 2010.



4. G Gwilym. Applied Anatomy: The Construction Of The Human Body. http://chestofbooks.com/health/anatomy/Human-Body-Construction/The-Ear-Part-2.html. Diakses pada 14 April 2010.



5. Soetirto Indro, Hendarmin Hendarto, dkk. Gangguan Pendengaran. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Telinga Kepala Leher. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2001, hal. 9-12.



6. Boesoirie S Thaufiq, Lasminingrum Lina. Perjalanan Klinis Dan Penatalaksanaan Otitis Media Supuratif. http://www.mkb-online.org/index.php?option=com_content&view=category&layout=blog&id=1&Itemid=55. Diakses pada 13 April 2010.



7. M.S Balasubramanian. Myringoplasty. .http://drtbalu.sitesled.com/Myringoplasty.html. Diakses pada 13 April 2010.



8. Derby Hospitals. Myringoplasty/Tympanoplasty. http://www.burtonhospitals.nhs.uk/showLeaflet.aspx?leafletID=540. Diakses pada 13 April 2010.



9. Anonim. Tympanoplasty. http://www.surgeryencyclopedia.com/St-Wr/Tympanoplasty.html. Diakses pada 13 April 2010.

Tags: coass, ilmiah

Rabu, 14 April 2010

Kerasnya Hidup

Kerasnya hidup, membuat mereka sudah tak mampu membedakan baik dan buruk. Baik tapi tak menguntungkan, hanyalah angin lalu untuk diperturutkan. Buruk tapi menguntungkan, adalah lahan subur untuk diperebutkan. Tak perduli kepentingan orang lain yang dikorbankan.
Makhluk sosial hanya sebuah retorika dua kata tanpa makna pengaplikasian timbal balik.

Kerasnya hidup, entah memaksa dan terpaksa adalah hal lumrah di tengah kemiskinan yang tak pernah diharapkan. Ketimpangan peran sering dijumpai tanpa tahu solusi apa yang bisa diberikan. Eksploitasi di masa kanak kanak bukan cerita dongeng pengantar tidur. Adalah nyata ketika suara kerincingan tutup botol menjadi penadah receh. Tak lain untuk wanita yang melahirkannya yang duduk berteduh, santai, di bawah akasia pinggir jalan.

Kerasnya hidup, merelakan waktu berharga berkumpul bersama, menikmati tumbuhnya buah hati. Bahkan tak tahu kapan kembali. Semuanya hanya demi sesuap nasi penyambung hari hari orang terkasih.

Kerasnya hidup, melupakan rasa yang disebut ketakutan. Tak perduli nyawa adalah taruhan, asalkan pundi rupiah terisi hari ini.

Kerasnya hidup, menjadikan tiap hari adalah getir, menelan cercaan bulat bulat, menepis hardikan seolah tak pernah ada. Hari hari dilalui sebagai alas kaki manusia rendahan. Atau menjadi selingkuhan om om berkantong tebal, dan menebalkan muka berdiri di pinggir jalan menanti pelanggan.

Kerasnya hidup, memaksa ribuan janin berhenti proses kehidupannya, atau tak sempat menikmati ruang bebas bernama dunia. Kemudian menjadi bagian dari tumpukan sampah rumah tangga.

Kerasnya hidup, adalah kesempatan memilih menjadi seperti apa.

Sabtu, 10 April 2010

Demam Jang Geun Seuk


Demam Jang Geun Seuk melanda teman-temanku…



Sudah nonton You're Beautiful/You're Handsome? Atau dalam bahasa koreanya Minami Shineyo? Aku belum


Tahu film drama seri ini dari teman mania korea. Awalnya sih, si temen suka sama sosoknya Jang Geun Seuk. Drama ini sih hampir sama lah ceritanya sama Coffee Princess, cewek berperan sebagai cowok. Yang jadi pokok cerita temen-temen dan adik-adik tingkatku, tidak lain adalah sosok Jang Geun Seuk-nya, katanya “C.A.K.E.P”. dan menurut aku, biasa aja ah. Xixixi :D

Intinya, aku gak suka cowok putih kinclong mengkilat bening banget, hahaha, so sorry, :P


Saking fanatiknya, mereka beli semua film yang diperankan oleh JGS ini, ih aku mah ogah, mending pinjem aja, *dasar emang gak mau modal kalo aku*

Di drama you're my beautiful ini, JGS berperan sebagai anak band, idol gitu deh, tambah deh ngelunjak JGS di hati temen-temen aku. Dan JGS ini, memang bener-bener nyanyi di drama seri ini, bukan lips sing doang.. Tambah plus plus deh image kerennya si JGS ini.

Ini nih aku kasih profilnya JGS, *jiaaahhh, kok aku jadi malah nyari tau infonyanya nih aktor yah, kan aku bukan kategori fans nya dia

* Nama : Jang Geun Seuk
* Tanggal Lahir : 4 Agustus 1987
* Tinggi/Berat : 182cm/ 63kg
* Zodiak : Leo
* Studi : SMP KwangJang, SMA Bangsan, Nelson College New Zealand, Hanyang University
* Hobi : Musik, Snowboard, Ski, Menari, Main game
* Agensi : Lobe Entertainment
* TV Series/Dorama:
* You're Beautiful (SBS, 2009)
* Beethoven Virus (MBC, 2008)
* Hong Gil Dong (KBS2, 2008)
* Hwang Jin Yi (KBS2, 2006)
* Alien Sam (2006)
* Lovers in Prague (SBS, 2005)
* Nonstop 4 (MBC, 2003)
* Daemang (SBS, 2002)

Movies:
* Itaewon Murder Case / Itaewon Salinsageon (2009)
* Members of the Funeral (2008)
* Baby and Me (2008)
* Do Re Mi Fa So La Ti Do (2008)
* Going Crazy Waiting / The Longest 24 Months (2007)
* Happy Life (2007)
* One Missed Call Final (2006)

Iseng-iseng tadi searching di mbah google dengan key word Jang Geun Seuk, dan sudah bisa di tebak, hampir semua adalah blog teman-teman yang katanya NGEFANS GILA sama JGS.

Dan kalian tahu *nggaakkkkkk, semua kompak menjawab , selain membeli film dan drama yang dibintangi oleh JGS, mereka juga mengunduh beberapa scene penerimaan penghargaan yang diterima oleh JGS. Ini nih, penghargaan yang pernah diterima JGS:

* 2009 SBS Drama Awards: Top Ten Star Award (You're Beautiful)
* 2009 SBS Drama Awards: Netizen Highest Popularity Award (You're Beautiful)
* 2008 KBS Drama Awards: Popular Actor Award (Hong Gil Dong)
* 2008 MBC Drama Awards: Newcomer Award (Beethoven Virus)
* 2006 KBS Performance Awards: Best Couple Award with Ha Ji Won for Hwang Jin Yi

Now, ladies adakah diantara kalian yang juga ngefans gila sama si Oppa satu ini?

Jumat, 09 April 2010

Menawar Rindu

Bebaskan aku bercerita, pada deru angin seketika kau berlalu.
Pada waktu yang seperti berhenti saat kau tak di sisi.
Pada kepingan kisah yang kau biarkan tercipta, sendiri.

Merindu namanya.

Kemudian angin membiarkan aku meringkuk dingin dalam pojokan kamar, tak berteman, hanya sepi.
Waktu terus mengikis kesabaran menjumpai jawaban asa berjumpa.
Dan kisahku terus mengalirkan air mata kerinduan.

Ingin menyudahi, sudah, cukupkanlah.
Mulutku sudah tak mampu menggetirkan harap yang kian membumbung, menatapmu.

Lelah.
Mungkinkah merindu tanpa debar harap?
Tanpa merasa sendiri?
Tanpa harus berurai air mata?
Tetap dalam kesabaran menanti.

Sayangi Gigi Kita :)

Gigi adalah bagian keras yang terdapat di dalam mulut. Setiap vertebrata memiliki struktur gigi geligi. tahu dong fungsi gigi apa..! Fungsi utama dari gigi adalah untuk merobek dan mengunyah makanan dan pada beberapa hewan, terutama karnivora sebagai senjata. selain itu gigi juga memiliki fungsi estetik. Wanita cantik gak lengkap kalo gak punya gigi geligi yang utuh, apalagi gigi bagian anterior. senyum kita akan terlihat indah bila struktur ini mempermanisnya. Makanya gak jadi heran kalo sekarang fungsi estetik ini begitu sangat menonjol terutama dengan penggunaan kawat gigi, yang harganya mulai dari ratusan ribu hingga puluhan juta.

Postingan kali ini, sebenarnya tidak akan mengkhususkan fungsi estetik gigi, tapi lebih dari itu, sesuatu yang sangat berharga, yaitu gigi sebagai sumber kesehatan.

Sekarang, mulai dari pertanyaan, berapa kali kita menggosok gigi? Idelanya adalah dua kali, pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur. Hayo ngaku yang gak rutin gosok gigi!!!

Mengapa perlu menggosok gigi? Ketika kita menggosok gigi, artinya kita membersihkan gigi kita dari sisa sisa makanan yang akan menjadi sumber beranak pinaknya kuman. Gosok gigi adalah langkah awal menjaga kesehatan kita, perlu kita ketahui, bahwa mulut beserta struktur di dalamnya bisa menjadi sumber infeksi bagi tubuh kita bahkan bagi jantung kita. pernah tahu penyakit jantung yang namanya endokarditis? Itu bisa akibat kuman dari mulut kita. ini namanya fokal infeksi.

Ketika kita tidak menggosok gigi atau setidaknya tidak berkumur setelah makan, 20 menit kemudian setelah makan, sisa makanan dalam mulut akan membentuk yang namanya plak. plak ini terbentuk atas kerjasama kuman dan saliva atau air liur kita. hanya dalam 20 menit!

Plak akan membentuk kumpulan berbagai macam bakteri di atas pelikel permukaan gigi. Di atas pelikel ini akan menempel berbagai macam bakteri yang membentuk koloni. Bila plak sudah terbentuk, maka tidak akan hilang dengan hanya berkumur kumur.

Pada permulaannya sebagian besar bakteri dalam plak adalah bakteri streptokokus Gram (-), cocci dan bakteri basil (bacilli). Filamen mulai ditemukan setelah beberapa hari. Spiral dan spirocheta mulai terlihat setelah 1-2 minggu.

Komposisi dari plak yang telah matang terdiri dari :

* Gram (+) cocci dan basil 50%
* Gram (-) cocci dan basil 30%
* Fusobakteri 8%
* Filamen-8%
* Vibrio 2%
* Spirocheta 2%

Kalo plak sudah terbentuk, dijamin deh 72 jam selanjutnya akan terbentuk yang namanya kalkulus atau karang gigi. kalkulus ini merupakan hasil kalsifikasi dari plak tadi.
Jikalau plak dapat diangkat dengan menyikat gigi dan flossing, maka kalkulus hanya dapat dibersihkan oleh mekanisme yang dilakukan dokter gigi. Kalkulus akan mengantarkan kita secara langsung kepada infeksi kronis dan peradangan. Jadi, kalau anda ingin gigi anda infeksi atau meradang, silahkan saja pelihara dan sayangi kalkulus di rongga mulut anda.

Yang paling ringan terjadi adalah gingivitis, atau radang pada gingiva alias gusi. Tanda tandanya merah, bengkak hingga mudah berdarah pada gusi. sampai terjadi yang namanya periodontitis atau radang pada jaringan pendukung gigi. Ini rasanya sakit banget lho, kata pasien di rumah sakit.

Masih banyak alasan mengapa kita harus menyayangi gigi kita. mulailah dengan memenuhi haknya untuk dibersihkan dua kali sehari, gigi pun akan memberikan kewajibannya sebagai fungsi mekanik dan estetik. masa cantik cantik giginya plak dan kalkulus-an gara gara gak gosok gigi

Sindroma Asperger

Sudah nonton film My name is Khan? yang pemeran utamanya Shakhrukh Khan? Yup, di film ini shakhrukh khan berperan sebagai penderita sindroma asperger.

Apa sih sindroma asperger?

Sindroma asperger adalah salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya. Sindrom Asperger banyak disebut sebagai varian dari autisme yang lebih ringan dibandingkan kasus autisme klasik. Namun penderita sindrom ini memiliki struktural otak yang secara keseluruhan lebih baik dibandingkan penderita autisme. Dapat dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri, tidak seperti autisme lainnya). Sindrom Asperger juga bukanlah sebuah penyakit mental dan kebanyakan anak SA cerdas, mempunyai daya ingat yang kuat dan tidak mempunyai kesulitan dalam pelajaran disekolah.

Jadi gak heran kalo shakhrukh khan di film ini terlihat sangat cerdas.

Istilah sindrom Asperger sendiri pertama sekali diperkenalkan oleh Hans Asperger (1944), pengertian yang sempit menyerupai pengertian gangguan autisme dari Kanner’s (1943) telah menimbulkan kontroversial pada saat itu. Namun demikian melalui penelitian yang panjang, konsep gangguan Asperger barulah dapat diterima dan diakui dalam DSM IV pada tahun 1994.



Seorang penderita sindrom Asperger memiliki kesulitan untuk memahami bentuk-bentuk komunikasi non-verbal serta kata-kata yang memiliki banyak arti dan mereka hanya memahami apa arti kata tersebut, seperti yang ia pahami di dalam kamus. Mereka mempunyai sifat yang kaku, misalnya bila mereka telah mempelajari sesuatu aturan, maka mereka akan menerapkannya secara kaku, dan akan merasa sangat marah bila orang lain melanggar peraturan tersebut. Dalam film ini, shakhrukh khan yang dididik ibunya bahwa yang membedakan seseorang itu bukan agamanya, tapi baik dan buruknya ia. Seseorang disebut baik bila ia melakukan hal-hal baik, sebaliknya ia disebut jahat bila ia melakukan hal-hal yang buruk.

Penyebab dari sindrom ini belum diketahui secara pasti, namun dari beberapa penelitian menyebutkan bahwa sindroma asperger terkait genetik. Karena anak dengan sindroma asperger biasanya mempunyai ayah dengan gangguan pada interaksi sosial. Beberapa penelitian menitikberatkan adanya beberapa gangguan di otak. Saat ini para ahli sedang meneliti fungsi yang berbeda pada area-area tertentu di otak terutama pada fase fetal. Diperkirakan kemunculan AS disebabkan oleh adanya gangguan struktur otak yang mempengaruhi kerja susunan syaraf terhadap cara kontrol otak dan perilaku.
Sindroma ini biasanya terdiagnosis setelah mereka berusia 3 tahun. Dan sering dikesohkan dengan gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).

Lorna Wing (1981) adalah salah satu peneliti yang mempopularkan istilah sindrom Asperger, ia membuat kriteria klinis tersendiri gangguan Asperger; sehingga memudahkan kita untuk mendiagnosis gangguan ini, yaitu
- Kurang empati
- Naif, interaksi satu arah, sedikit kemampuanteman sebaya yang sesuai menurut tingkat perkembangan.
- Gangguan untuk secara spontan membagi kesenangan, perhatian atau prestasi dengan orang lain (seperti kurang memperlihatkan, membawa atau menunjukkan
obyek yang menjadi perhatian orang lain).
- Tidak adanya timbal balik sosial dan emosional.

2. Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik, seperti yang ditunjukkan oleh sekurang -kurangnya satu dari berikut :
- Preokupasi dengan satu atau lebih pola minat yang stereotipik, dan terbatas, yang abnormal baik dalam intensitas maupun fokusnya.
- Ketaatan yang tampaknya tidak fleksibel terhadap untuk berteman dan dijauhi oleh orang lain
- Berbicara kekanakan dan mononton
- Miskin komunikasi nonverbal
- Keterbatasan dalam memahami topik seperti cuaca, peta, berita
- Inkoordinasi dalam bergerak, janggal, dan memiliki postur tubuh tidak lazim

Dan menurut DSM IV tahun 1994, ada beberapa kriteria:

1. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial, seperti yang ditunjukkan berikut (sekurangnya dua gejala):
- Ditandai gangguan dalam penggunaan perilaku nonverbal seperti tatapan mata, ekspresi wajah, postur tubuh, dan gerak-gerik untuk mengatur
interaksi sosial.
- Gagal mengembangkan hubungan dengan rutinitas atau ritual yang spesifik dan nonfungsional.
- Manerisme motorik stereotipik dan berulang (menjentik dan mengepak-ngepak tangan atau jari, atau gerakan kompleks seluruh tubuh).
- Preokupasi persisten dengan bagian-bagian obyek.

3. Gangguan ini menyebabkan gangguan yang bermakna secara klinis dalam fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

4. Tidak terdapat keterlambatan menyeluruh yang bermakna secara klinis dalam bahasa (misalnya, menggunakan kata tunggal pada usia 2 tahun, frasa komunikatif digunakan pada usia 3 tahun).

5. Tidak terdapat keterlambatan bermakna secara klinis dalam perkembangan kognitif atau dalam perkembangan ketrampilan menolong diri sendiri dan perilaku adaptif yang sesuai dengan usia (selain dalam interaksi sosial), dan
keingintahuan tentang lingkungan pada masa kanak-kanak.

6. Tidak memenuhi kriteria untuk gangguan pervasif spesifik atau skizofrenia.

Sayangnya, sindroma ini belum ada pengobatan medikal khusus. Dokter hanya akan memberikan obat bila disertai dengan beberapa gejala lain berupa gangguan kecemasan, atau depresi misalnya. Pemberian obat-obatan seperti jenis serotonin; risperidone, olanzapine, quetiapine diperuntukkan untuk meredam perilaku agresivitas atau self injuries. Jenis SSRI lainnya seperti fluoxetin diberikan bila disertai dengan gangguan kecemasan dan clomipramine diberikan untuk meredamkan perilaku obsesif.

Pengobatan hanya difokuskan difokuskan pada tiap gangguan yang muncul, seperti komunikasi maka terapinya adalah melatih kemampuan komunikasinya. Anak diberikan cognitive behavioral therapy (CBT) yang bertujuan untuk membantu anak dalam memanage emosinya secara lebih baik sehingga anak dapat diterima oleh lingkungan sekitarnya, terapi ini juga berguna untuk mengendalikan perilaku mengulang dan rutinitas. Terapi ini dapat dilakukan secara individual ataupun dengan kelompok. Terapi komunikasi dan bahasa meliputi; perilaku nonverbal, mengenal dan membaca perilaku nonverbal pada orang lain, kesiagaan diri, perspective taking skill, dan interpretasi komunikasi.

Udah punya gambaran kan tentang sindroma asperger?! Semoga bermanfaat^^


sumber: www.pikirdong.org/psikologi/psi58aspe.php

Sedikit Berbagi Tentang Epilepsi

Begitu banyak kesimpang siuran tentang epilepsi, atau yang juga dikenal sebagai ayan. Banyak yang berpendapat bahwa epilepsi itu menular sehingga memberikan konsekuensi psikososial bagi mereka yang menderita. Perlu pengetahuan bagi kita mengenai epilepsi ini.



Apa sih epilepsi sebenarnya?



Epilepsi berasal bahasa Yunani yang berarti "serangan" atau penyakit yang timbul secara tiba-tiba. Definisinya adalah sindroma otak kronis dengan berbagai macam etiologi dengan ciri-ciri timbulnya serangan paroksismal dan berkala akibat lepas muatan listrik syaraf-syaraf otak secara berlebihan dengan berbagai manifestasi klinik dan laboratorik.



Apa aja sih gejalanya?



Manifestasi klinik (gejala klinis, red) adalah kejang-kejang, gangguan kesadaran atau gangguan penginderaan.

Manifestasinya juga tergantung dari tipe epilepsinya, seperti: epilepsi grand mal ditandai dengan hilang kesadaran dan bangkitan tonik-tonik, diawali aura berupa adanya perasaan tidak enak, mencium bau-bauan, mendengar gemuruh, mengecap sesuatu dan sakit kepala. Epilepsi petit mal timbul pada anak sebelum pubertas (4 -- 5 tahun). Bangkitan berupa kehilangan kesadaran yang berlangsung tak lebih dari 10 detik. Sikap berdiri atau duduk sering kali masih dapat dipertahankan Kadang-kadang terlihat gerakan alis, kelopak dan bola mata. Setelah sadar penderita dapat melanjutkan aktivitas semula. Dapat juga berupa anggukan kepala, fleksi lengan yang teijadi berulang-ulang. Bangkitan terjadi demikian cepatnya sehingga sukar diketahui apakah ada kehilangan kesadaran atau tidak. Bangkitan ini sangat peka terhadap rangsang sensori. Bangkitan dapat berlangsung beberapa ratus kali dalam sehari. Bangkitan petit mal yang tak ditanggulangi 50% akan menjadi grand mal.

Sedangkan pada epilepsi parsial terjadi bangkitan kejang pada salah satu atau sebagian anggota badan tanpa disertai dengan hilang kesadaran. Penderita seringkali dapat melihat sendiri gerakan otot yang misalnya dimulai pada ujung jari tangan, kemudian ke otot lengan bawah dan akhirnya seluruh lengan.



Manifestasi laboratoriknya dapat berupa kelainan EEG (elektroencefalogram). Secara sederhana dapat dikatakan bahwa setiap kelainan yang menggangu fungsi otak dapat memberi kelainan pada EEG. Namun tidak selalu gangguan fungsi otak dapat tercermin dalam EEG. Rekaman EEG dapat normal pada yang nyata-nyata menderita kelainan dan demikian pula sebaliknya. Tak ada kelainan yang patognomonis untuk suatu penyakit. Diagnosis epilepsi harus ditegakkan berdasarkan gambaran klinik. EGG dapat membantu menegakkan diagnosis, menentukan jenis epilepsi dan lokalisasi lesi.



Selain epilepsi, ada juga yang dinamakan dengan status epileptikus bila keadaan epilepsi berlangsung cukup lama atau serangan berlangsung berulang-ulang dengan interval yang sangat pendek sehingga memperlihatkan keadaan yang tetap. Belum ada kesepakatan mengenai lamanya serangan dan umumnya dikatakan sekurang-kurangnya 30 menit. Status epileptikus dapat terjadi pada setiap jenis epilepsi baik yang bermanifestasi kejang atau tidak. Walaupun demikian 80% merupakan status konvulsi. Dari seluruh penderita epilepsi 5% pernah mengalami status epileptikus. Pada status konvulsi serangan ditandai dengan kejang umum atau lokal. Penyebab yang paling sering ialah penghentian obat anti

epilepsi tanpa tapering off.



Mengapa sampai timbul epilepsi?



Banyak penyelidikan yang telah dilakukan untuk menerangkan tentang masalah bangkitan epilepsi antara lain oleh Herbert Jasper (Kanada), Lennox dan Gibbs (Amerika) antara tahun 1935 – 1945. Dari penyelidikan tersebut terungkap bahwa bangkitan epilepsi dicetuskan oleh suatu sumber gaya listrik saran di otak yang dinamakan fokus epileptogen, yang biasanya diketahui lokasinya tetapi tak selalu diketa-

hui sifatnya. Epilepsi yang tak diketahui sifat pencetusnya dinamakan epilepsi idiopatik, sedangkan yang dikenal sifat pencetusnya dinamakan epilepsi simtomatik.



Setiap jenis epilepsi dapat diketahui fokus epileptogennya, umpama epilepsi grand mal idiopatik fokus terletak di daerah talamus, epilepsi petit mal di substansia retikularis, epilepsi parsial di salah satu tempat di permukaan otak.



Pada hakekatnya tugas syaraf ialah menyalurkan dan mengolah aktivitas listrik saraf. Otak ialah rangkaian berjuta-juta syaraf yang berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps. Dalam sinaps terdapat zat yang dinamakan nerotransmiter. Acetylcholine dan norepinerprine ialah nerotranmiter eksitatif, sedangkan zat lain yakni GABA (gama amino butiric-acid) bersifat inhibitif terhadap penyaluran aktivitas listrik sarafi dalam sinaps. Pada epilepsi yang simtomatik fokus epileptogennya dapat berupa jaringan parut bekas trauma kepala, trauma lahir, pembedahan, infeksi selaput dan jaringan otak dan dapat pula neoplasma jinak dan ganas. Pada fokus tersebut tertimbun acetylcholine cukup banyak. Dari fokus ini aktivitas listrik akan menyebar melalui dendrit dan sinaps ke neron-neron di sekitarnya dan demikian seterusnya sehingga seluruh belahan hemisfer otak dapat mengalami muatan listrik berlebih (depolarisasi). Pada keadaan demikian akan terlihat umpamanya kejang yang mula-mula setempat selanjutnya akan menyebar ke bagian tubuh/anggota gerak yang lain pada satu sisi tanpa disertai hilangnya kesadaran. Dari belahan hemisfer yang mengalami depolarisasi, aktivitas listrik dapat merangsang substansia retikularis dan inti pada talamus yang selanjutnya akan menyebarkan impuls-impuls ke belahan otak yang lain dan dengan demikian akan terlihat manifestasi kejang umum yang disertai penurunan kesadaran. Pada epilepsi idiopatik dengan fokus epileptogen pada talamus (grand mal) atau substansia retikularis (petit mal) oleh suatu mekanisme yang belum diketahui, fokus-fokus tersebut dapat mengalami lepas muatan listrik berlebih. Bila lepas muatan listrik ini tak diteruskan ke korteks serebri tidak terjadi kejang, hanya kehilangan kesadaran seperti pada petit mat. Sedangkan bila aktivitas listrik ini dapat mencapai seluruh permukaan otak terlihat kejang umum dengan gangguan kesadaran. Pada orang tertentu dengan faktor keturunan (herediter bukan genetik; kalau genetik ada gen atau kromosom yang berpengaruh, sedangkan pada epilepsi, herediter yang berperan dimana ada faktor predisposisi atau faktor resiko yang diturunkan oleh keluarga) hanya didapatkan gangguan metabolisme asam glutamat yang dalam tubuh diubah menjadi GABA, sehingga GABA tak terbentuk atau terbentuk dalam jumlah sedikit sekali. Orang ini cendrung untuk mendapat serangan epilepsi. Atau dengan bahasa sederhananya, anak dengan orang tua yang epilepsi cenderung menjadi epilepsi karena ambang batas serangan kejang rendah akibat yang dapat menghambat serangan epilepsi tidak terbentuk. Tapi ini hanya terjadi pada 10% penderita epilepsi.



Berapa banyak sih penderita epilepsi?



Menurut data WHO, pada tahun 2000, diperkirakan penyandang epilepsi diseluruh dunia berjumlah 50 juta orang, 37 juta orang diantaranya adalah epilepsi primer, dan 80% tinggal di negara berkembang. Laporan WHO (2001) memperkirakan bahwa rata-rata terdapat 8,2 orang penyandang epilepsi aktif diantara 1000 orang penduduk, dengan angka insidensi 50 per 100.000 penduduk. Angka prevalensi dan insidensi diperkirakan lebih tinggi di negara-negara berkembang.



Epilepsi menimbulkan permasalahan medik dan kualitas hidup yang buruk bagi penyandangnya. Epilepsi berpengaruh luas pada aspek kehidupan penyandang, keluarga, dan lingkungan sosialnya. Lokasi fokus, tipe bangkitan, dan frekuensi bangkitan merupakan hal-hal yang berpengaruh terhadap dampak epilepsi pada aspek kehidupan penyandangnya.



Bisa gak sih epilepsi sembuh?



Epilepsi tidak bisa sembuh, kita hanya bisa mengatasi/mengendalikan serangan dengan atau tanpa obat, serta mengurangi/meniadakan dampak psikososial.

Ada beberapa hal yang mesti kita pikirkan dalam pengobatan epilepsi, yaitu: pilihlah obat sesuai dengan jenis epilepsinya, selalu dimulai dengan satu macam obat dengan dosis yang berangsur-angsur dinaikkan sampai serangan teratasi atau tercapai dosis toksis. Bila dengan dosis optimal serangan belum teratasi maka dapat dimulai dengan dosis yang juga berangsur-angsur dinaikkan, setelah kejang teratasi obat harus diberikan sampai 2-3 tahun bebas serangan, penghentian obat epilepsi harus secara perlahan-lahan, kalau fasilitas memungkinkan kadar obat dalam darah harus ditentukan.

Dalam segi psikososial kita harus menjelaskan kepada orang tua bahwa pengobatan epilepsi berlangsung lama dan terus menerus jadi orang tua sebisa mungkin jangan sampai lalai dan bosan apalagi menghentikan pengobatan yang nanti akan berakibat timbulnya serangan ulangan. Disamping itu efek samping obat baik yang berhu-

bungan dengan dosis maupun pemakaian yang lama harus dijelaskan kepada orang tua, karena obat-obatan seperti fenobarbital dapat menyebabkan perubahan perilaku pada ank seperti hiperaktip dan nakal.

Lingkungan juga harus mendukung persiapan mental anak, anak jangan sampai dijauhi, lingkungan harus tahu bahwa epilepsi bukan penyakit menular! Selama ini masyarakat menganggap bahwa epilepsi menular dari airliur atau busa yang keluar dari mulut penderita epilepsi ketika serangan. Perlu dipahami bahwa penularan yang dimaksud adalah penularan penyakit lain, jika penderita epilepsi punya penyakit lain! Seperti hepatitis. Jadi mulai sekarang, stigma sosial ini harus dihilangkan.

Lantas, bagaimana ketika kita menemukan seorang yang sedang kena serangan epilepsi?


Biasanya serangan ini berlangsung amat cepat sehingga kita tak punya cukup banyak waktu untuk melakukan sesuatu. Berusahalah untuk tidak panik, karena kepanikan kita akan membuat keadaan yang bertambah parah. Perlu diingat, kecacatan dan kematian seorang penderita epilepsi kebanyakan karena cedera akibat serangan epilepsi dan penanganan yang terlambat.

Hal yang bisa kita lakukan adalah:
<> Hindarkan penderita dari benda-benda berbahaya yang berpotensi melukai dirinya
<> Kendorkan pakaian di area leher, termasuk ikat pinggang, untuk oksigenisasinya.
<> Taruh bantal atau sesuatu yang lembut di bawah kepala. Hal ini dimaksudkan agar lidah tidak menutupi jalan nafas.
<> Baringkan dia menghadap ke satu sisi, agar tidak terjadi aspirasi (masuknya cairan ke dalam paru-paru)


Secepat mungkin memanggil ambulans bila penderita terluka, kemungkinan tertelan air atau cairan serta serangan berlangsung lebih dari 5 menit, karena yang dikhawatirkan adalah hipoksia (kurangnya oksigen) dari jaringan otak. Makanya, perlu sekali mencatat nomor-nomor penting seperti ambulans dan dokter keluarga anda.

Ini yang sering salah dan sering dilakukan:

<> Meletakkan benda di mulutnya, seperti sendok atau kayu. Karena menyisipkan benda di mulut kemungkinan tak banyak membantu malah mungkin tergigit, atau parahnya akan mematahkan gigi si anak.
<> Mencoba membaringkan penderita. Orang, bahkan anak-anak, secara ajaib memiliki kekuatan otot yang luar biasa selama mendapat serangan mendadak. Mencoba membaringkan penderita ke lantai bukan hal mudah dan tidak baik juga.
<> Berupaya menyadarkan penderita dengan bantuan pernapasan mulut ke mulut selama mendapat serangan mendadak, kecuali serangan itu berakhir. Jika serangan berakhir, segera berikan alat bantu pernapasan dari mulut ke mulut jika si anak tak bernapas.



Sebagai tambahan J

Berikut ini adalah beberapa dari sekian banyak orang ternama yang menderita ayan.

* Penulis: Dante, Moliere, Sir Walter Scott, Edgar Allan Poe, Lord Byron, Percy Bysshe Shelley, Alfred Lord Tennyson, Charles Dickens, Lewis Carroll, Fyodor Dostoevsky, Gustave Flaubert, Leo Tolstoy, Agatha Christie, Truman Capote.
* Pemimpin Dunia: Alexander Agung, raja Makedonia, Julius Caesar, Napoleon Bonaparte, Harriet Tubman.
* Olahragawan: Marion Clignet, Buddy Bell, Bobby Jones.
* Ilmuwan: Isaac Newton, Alfred Nobel.
* Tokoh Agamawi: Santo Paulus, Jeanne d'Arc, Søren Kierkegaard.
* Penggubah: George Frederick Handel, Niccolo Paganini, Peter Tchaikovsky, Ludwig van Beethoven.
* Aktor: Richard Burton, Michael Wilding, Margaux Hemingway dan Danny Glover.





*semoga bermanfaat, sehingga tidak ada lagi yang mengisolir, menjauhi dan mencemooh penderita dengan epilepsi karena alasan menular! Memang epilepsi bersifat herediter tapi ini hanya 10% dari seluruh penderita epilepsi. So, penderita dengan epilepsi adalah saudara kita, jadi perlakukan mereka seperti kita ingin diperlakukan!*

Dari berbagai sumber :
1
2

Tempat sampah baru..:D

Assalamu'alaikum Wr Wb

Bismillah..

Salam Perkenalan buat semua penghuni blogspot :). Dulu sih pernah buat akun ini, tapi gak aktif lagi, dan aku lupa passwordnya, xixixi..

Bermula dari senengnya menulis, apapun, akhirnya membawaku ke berbagai site yang menyediakan fasilitas posting tulisan. Awal nulis, aku mampir ke FS yang saat itu lagi ngtrend banget, kemudian beralih rumah ke multiply (liesemargaretha.multiply.com) dan buat akun juga di fesbuk. Diantara ketiga rumah tersebut, multiply ibarat istri pertama, yang tak mampu dilupakan (jiaahhh, bener gak sih begitu :D), sebagian besar unek-unek tumpah ruah di sana, dan hampir setiap hari berkunjung ke multiply.

Mencoba mengepakkan sayap, (burung kaliii :P) makanya sekarang buat akun juga di blogspot dengan nama blog, "Catatan Kecil". Kenapa catatan kecil? Karena yang akan ditulis di sini hanyalah bentuk-bentuk kecil dari perjalanan hidupku. Suka dan duka, tawa dan air mata, hanyalah sebagian kecilnya.

Semoga kehadiran blog ini memberi manfaat (kayak buat kata pengantar jurnal aje...:D)